Mahasiswa beserta dosen Soegijapranata Catholic University (SCU) yang tergabung dalam Tim Kerja Sama Dunia Usaha dan Kreasi Reka (Kedaireka) SCU bekerja sama dengan Klinik Rumah Swadaya (KRS) Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) Jawa III. Mereka bekerja sama dalam rangka program Hibah Matching Fund Kedaireka. Program ini di inisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) untuk memberikan wadah kerja sama antara dunia usaha dengan lingkup pendidikan tinggi.
Dua institusi ini bersama-sama meluncurkan Aplikasi Display Interaktif untuk Anda (DINDA). Peluncuran aplikasi DINDA dilaksanakan di Kantor KRS BP2P Jawa III yang terletak di Westlake Resort, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Peluncuran ini diselenggarakan pada Selasa (5/12). Kegiatan ini sekaligus merupakan puncak rangkaian kerja sama Tim Kedaireka SCU bersama KRS BP2P Jawa III yang merupakan bagian dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Ada kurang lebih 170 peserta yang merupakan anggota dari 56 instansi. Beberapa di antaranya berasal dari unsur perguruan tinggi serta BP2P wilayah lainnya. Selain itu, perwakilan dari berbagai asosiasi perbankan serta Komunitas Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) turut menghadiri acara ini.
Sekilas tentang DINDA
DINDA sendiri merupakan aplikasi berbasis chatbot yang menghadirkan alternatif desain rumah tumbuh dan layanan interaktif konsultasi pembangunan rumah. Sebagai informasi, rumah tumbuh merupakan hunian yang didesain agar pembangunannya bisa dilakukan secara bertahap.
Dr VG Sri Rejeki, Ketua Tim Kedaireka SCU menuturkan, program ini dilatarbelakangi oleh cakupan KRS BP2P Jawa III yang semakin meluas. “Cakupan yang sebelumnya hanya masyarakat di wilayah DIY, meluas hingga sekarang juga masuk ke wilayah Jawa Tengah,” tambahnya.
“Dengan adanya pemanfaatan chatbot dapat diatur otomatis penyampaiannya. Pemilihan desain (rumah) juga nantinya bakal disesuaikan dengan kemampuan sosial dan ekonomi masyarakat. Pelayanannya juga jadi lebih fleksibel,” tambah Shandy Jannifer Matitaputty, MSi, dosen anggota Tim Kedaireka SCU.
Hibah Matching Fund Kedaireka SCU
Dr Rejeki menilai program ini perlu dilakukan sebagai urgensi membangun kolaborasi multisektor dalam penyediaan perumahaan. Adapun multisektor yang dimaksud adalah pendidikan, bisnis, komunitas masyarakat, hingga pemerintah.
Lebih lanjut, beliau menuturkan kerja sama ini telah berjalan sejak April 2023 dan berakhir Desember 2023. Walau begitu, Sekar, SPd, Ketua KRS BP2P Jawa III berharap kerja sama ini dapat terus dikembangkan di berbagai hal.
“Harapannya menjadi pintu gerbang awal untuk terus menerus bekerja bersama dan berkolaborasi. Karena ini kan sebuah pembaharuan yang dimulai pertama kali, masih ada banyak hal yang bisa kita garap antara SCU dan KRS,” harap Sekar. [Humas SCU/Hil]